Selasa, 19 April 2016

ARSITEKTUR ITATS JUARA SAYEMBARA DESIGN CHALLENGE PU CIPTA KARYA 2013

Gambar

inilah salah satu pamflet yang terpampang di beberapa madink kampus.. dan tergugah oleh beberapa kawan-kawan arsitektur itats untuk ikut berkompetisi.dengan waktu yang mepet,tim dari architats mendaftar di kantor arsi surabaya,
dan ternyata tim architats adalah satu satunya team dari itats yang mengikuti kompetisi ini.dan sudah banyak sekali team dari kampus lain yang mendaftar dengan lebih dari 1 team,diantaranya Universitas Ciputra,Univ Widya Kartika,Univ Petra,ITS ,UPN dan beberapa kampus lain yang masuk dalam regional pendaftaran surabaya.

dan untuk regional malang terdapat peserta dari Univ Brawijaya,UNJ,ITN dll
dalam kompetisi sayembara ini,akan di pilih 30 besar,dari 2 regional(malang dan surabaya)dan kemudian di saring lagi kedalam 10 besar (final-2 regional jadi 1-pameran maket dan presentasi final di cito surabaya)

dan kabar gembira,terdengar ketika di facebook,email,dan beberapa media sosial lainnya telah mengumumkan 30 besar finalis regional surabaya dan arcitats team masuk ke dalam 30 besar tersebut.
30 besar finalis yang lolos akan presentasi di balai diklat PU gayungansurabaya.dan yang lolos selain architats team ada beberapa team dari ITS,UNTAG,Univ Ciputra,UPN dan beberapa kampus lain.
Gambar

dan alhamdulilah,kabar baik masih berpihak kepada architats team,lolos ke dalam 10 besar dengan judul proposal MAXIMALITY FUNCTION AND MINILAMITY COST.dengan peringakt 2 berdasarkan komulatif grade penilaian materi  presentasi.dan disusul dengan tim dari brawijaya,4 team,dari ITS 4 team,dan dari Univ widya kartika 1 TEAM.

selanjutya 10 team kaan berkompetisi dalam pameran maket yang diadakan tanggal 12-13 juni 2013 di cito pintu A. dan inilah maket dari architats team :
GambarGambar
dan inilah venue pameran di gate A City of tomorrow surabaya
Gambar
venue pameran maket architats team selalu ramai dengan pengunjung.

dan inilah beberapa dokumentasi kekompakan ARSITEKTUR ITATS dalam mendukung architats team… bersama kita bisa…………

Gambar
dan inilah totalitas supporter architats team..gokil gilaaaaaaaaa

Gambar


harap harap cemas menunggu pengumuman juara…….
doc ; mas arif
Gambar
expresi kegembiraan saat MAXIMALITY FUNCTION AND MINILAMITY COST di bacakan sebagai juara 1.
Gambar
Gambar

dan inilah penerimaan juara 1 dan juara favorit oleh pihak PU ciptakayra kepada ketua team architats/
dan inilah keluarga besar arsitektur itats…kami juara berkat ALLAH SWT,dukungan dan support semua pihak : jurusan arsitektur itats,kajur ibu wiwik,para dosen dan staf mbk yani,seluruh mahasiswa arsitektur ITATS ,seluruh supporter yang mendukung vote dan final,semua rekan dan kawan,mas arif dan mbk nink raniasyah,mas sarmudi ,alumni,dan semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu…..
Gambar


Gambar

Gambar
 selengkapnya : https://machalulardianto.wordpress.com/2013/06/18/arsitektur-itats-juara-sayembara-design-challenge-pu-cipta-karya-2013/

Pengalaman mengikuti Sayembara Design Challenge

Ditulis oleh: Shinta Indah. P (angkatan  2011)
Saya mengetahui tentang sayembara ini pertama kali pada mata kuliah Arsitektur Budaya dan Perilaku. Dosen saya mengumumkan bahwa ada sayembara design interior rusunawa Jemundo di Sidoarjo yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Awalnya saya tidak tertarik, karena temanya adalah Inovasi Penataan Rusunawa yang multifungsi dan ekonomis. Dari tema tersebut, tentunya kita sebagai pesertalah yang harus mendesain perabot multifungsi untuk berbagai kegiatan dalam ruangan dengan luasan terbatas. Saya berpikir bahwa saya tidak mampu, namun sesungguhnya saya ingin mengikuti sayembara-sayembara seperti itu untuk menguji seberapa besar kemampuan saya. Diumumkan bahwa untuk mengikuti sayembara tersebut mahasiswa boleh mengerjakannya secara berkelompok maksimal tiga orang, namun berhubung teman-teman tidak ada yang berminat, sayapun ikut mengurungkan niat.
Keesokan harinya, dosen Mata Kuliah Desain Arsitektur memberi pengumuman yang sama, namun bedanya ada sesuatu yang ditawarkan, yaitu tambahan nilai untuk mahasiswa yang mau mengikuti lomba. Reward tersebutlah yang membuat saya semangat, karena dengan begitu saya akan mudah mencari teman yang mau diajak untuk mengikuti lomba. Horeee senangnya.. :D   Sayapun segera mengajak teman saya Liviany dan Yakub untuk bersama mengikuti lomba ini dalam satu tim.  Selain kami bertiga, ada pula tim Iwan dengan anggotanya Rudy dan Hary.  Tak ketinggalan tujuh orang kakak kelas angkatan 2010 yang juga turut berpartisipasi dalam lomba ini. Kami semua berlomba menyajikan yang terbaik demi mengukur sampai dimana kemampuan kami diluar Universitas .
Singkat cerita, berkat kerja keras kami dan bantuan dari dosen untuk asistensi masalah proposal dan Rencana Anggaran Biaya akhirnya proposal dan desain kami selesai. Kamipun lega dan berharap masuk 60 besar se-Surabaya. Meskipun harapannya kecil, namun kami tetap berharap.
Tiba waktunya pengumuman 60 besar se-Surabaya. Pagi itu, sehabis bangun tidur seperti biasa saya memeriksa pesan-pesan yang masuk di telepon selular. Diantara rentetan pesan yang masuk, saya temukan sebuah pesan dari teman saya Iwan yang mengabarkan lolosnya tim dari UWIKA (Tim saya, tim Iwan, dan Kak Adi) ke babak 60 besar. Saya terkejut dan senang mendengar kabar tersebut, namun juga setengah tak percaya. Karenanya saya dan Yakub, rekan satu tim sekaligus saudara sepupu saya segera memeriksa e-mail untuk memastikan kebenaran berita tersebut. Setelah melihat pengumuman resmi yang dikirimkan Dinas PU melalui e-mail, saya baru percaya akan kebenaran berita tersebut. Sayapun langsung memberi tahu dosen-dosen kami :) Saya sangat senang, karena ini adalah pertama kalinya kami mengikuti sayembara, dan bisa langsung lolos ke 60 besar tentu adalah sebuah prestasi tersendiri.  Dalam e-mail tersebut disebutkan bahwa kami harus mempersiapkan presentasi dihadapan juri untuk babak 60 besar nanti. Kamipun berusaha keras menyiapkan presentasi dan tentunya mental kami agar dapat menampilkan yang terbaik di hadapan dewan juri.
Hari babak penyisihan 60 besarpun tibalah. Kami bertujuh, mahasiswa UWIKA yang lolos dalam 60 besar berusaha memperjuangkan nama Universitas kami didepan khalayak umum, didepan universitas negeri dan universitas-universitas lain yang sudah tidak perlu diragukan lagi namanya. Dalam kesempatan presentasi tersebut, kelompok saya mengusung tema “PUSH and PULL”.
presentasi di babak 60 besar
Berpose sambil menunggu giliran presentasi
Dalam acara tersebut, kami juga menyaksikan presentasi dari mahasiswa-mahasiswa kampus lain yang juga lolos ke babak 60 besar. Saya sangat antusias, karena dengan demikian saya dan teman-teman dapat mengukur kemampuan kami—mahasiswa UWIKA dibandingkan mahasiswa dari kampus lain di Surabaya. Diantara para presenter ada peserta dari Universitas swasta ternama di Surabaya yang menurut saya desainnya terlihat sangat bagus. Sayangnya desain tersebut terkesan mahal dan sepertinya tidak mungkin diterapkan dalam desain rumah susun. Desain-desain dari peserta lain juga bisa dibilang bagus-bagus, namun sayangnya menurut kami beberapa diantaranya kurang masuk di akal. Mungkin mereka kurang mempertimbangkan dengan matang konsep mereka. Babak penyisihanpun berakhir, tinggal menunggu babak selanjutnya, yaitu pengumuman 10 besar, baru setelah itu final.
Selang beberapa minggu setelah babak penyisihan, tibalah saat pengumuman nama-nama tim yang masuk kedalam babak final. Hari Sabtu pagi ada pesan dari Kak Adi yang mengabarkan bahwa tim saya, Yakub dan Liviany masuk 10 besar. Saya tidak percaya, dan segera memastikan kebenaran berita tersebut melalui e-mail.  Ternyata benar bahwa kelompok kami—saya, Yakub, dan Liviany berhasil masuk 10 besar finalis. 10 finalis yang ada terdiri dari 4 finalis dari Universitas Brawijaya, 4 finalis dari ITS-Architecture, 1 finalis dari ITATS, dan 1 finalis dari UWIKA yakni tim kami. Ternyata kami bisa mengalahkan peserta dari perguruan tinggi swasta paling ternama di Surabaya. Hal tersebut sangat mengesankan bagi kami. Dan menurut kami, kami bisa lolos sampai di 10 besar ini adalah anugerah dari Tuhan. :)
Seperti telah diumumkan sebelumnya, seluruh finalis 10 besar harus mengumpulkan maket rancangan skala 1:10 untuk dipamerkan di atrium City of Tomorrow, tempat acara final berlangsung. Acara pameran tersebut juga dilakukan untuk mendapatkan juara terfavorit yang dipilih melalui sistem balot.  Bukan hanya itu, dalam acara final nanti seluruh finalis juga harus melakukan presentasi lagi dihadapan dewan juri  dan penonton. Karenanya, kami berusaha untuk mengerjakan maket dan memperbaiki presentasi kami.
Ini adalah pengalaman kami membuat maket interior. Dengan keterbatasan pengetahuan  terhadap bahan-bahan maket, kami melakukan konsultasi dengan beberapa dosen dan mendapatkan saran tentang jenis-jenis bahan dan trik-trik pembuatan maket interior. Akhirnya berkat kerja keras bersama, maket kamipun selesai tepat pada hari pengumpulan.
Usaha keras menyelesaikan maket pada detik-detik terakhir pengumpulan
Tepat tanggal 14 juni 2013, hari jum’at pukul 16.30 acara Final Design Challenge Dinas PU Cipta Karya dimulai. Maket hasil karya 10 finalis ditata berjajar rapih didepan panggung. Acara diawali dengan beberapa kata sambutan dari Dinas PU kemudian dilanjutkan dengan presentasi masing – masing peserta.
Suasana acara final 10 besar Design Challenge di CITO
Presentasi pesertapun dimulai.  Satu demi satu peserta membawakan presentasinya dengan baik dan berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dewan juri. Dari sepuluh peserta, kelompok kami mendapat giliran presesntasi ke-sembilan. Hal ini sedikit banyak memberikan keuntungan bagi kami, karena kami dapat mempersiapkan diri dengan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan juri yang diajukan pada peserta sebelumnya. Kamipun dapat melihat cara presentasi dari finalis-finalis yang sebelumnya.  Ketika giliran kami tiba, Liviany yang maju sebagai presenter utama dapat menjelaskan desain tim kami dengan lancar. Kami bersyukur, karena telah mempersiapkan presentasi dengan baik, bahkan sehari sebelum acara kami telah melakukan percobaan presentasi di hadapan dosen untuk mendapatkan masukan-masukan yang berharga.  Pada sesi tanya jawab seluruh pertanyaan dewan juri dapat kami bertiga—saya, Yakub dan Liviany jawab dengan baik.
Liviany ‘beraksi’ di hadapan Dewan juri dan penonton
Saya, Yakub, dan Liviany menjawab pertanyaan Dewan Juri
Pada akhir acara ketika nama-nama pemenang diumumkan, ternyata tim kami tidak termasuk di dalamnya. Perasaan kami cukup kecewa, karena kami belum bisa membawa nama Universitas Widya Kartika, khususnya Prodi Arsitektur menjadi juaranya. Tapi ya, dilihat dari segi positifnya, kami mendapat pengalaman lebih dalam hal mengikut sayembara, bagaimana kami dapat menarik perhatian para ahli arsitektur untuk melirik hasil karya kami. Menurut kami, kami sudah berhasil, walau langkah kami harus terhenti hanya sampai di 10 besar. Ini adalah prestasi pertama kami, dan juga langkah awal kami untuk memperkenalkan Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika yang ternyata tidak kalah dengan Universitas swasta ternama di Surabaya yang sudah melahirkan banyak sekali lulusan yang dianggap berkualitas. Masuknya kami dalam sepuluh besar finalis juga adalah satu pembuktian bahwa mahasiswa prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika mampu bersaing dengan Universitas Negeri ternama di Surabaya dan Malang.
Semoga cerita kami dapat menginspirasi para generasi Mahasiswa Prodi Arsitektur Universitas Widya Kartika untuk terus berkarya dan meunjukkan kemampuan yang terbaik . Jangan hanya berani di’kandang’, ayo keluar dari zona amanmu, bertempurlah dengan dunia luar. Mungkin karyamu yang terbaik dalam zona Universitas Widya Kartika, tapi belum tentu menurut dunia luar. Ada hal yang tidak bisa kita dapatkan didalam mata kuliah di kampus, maka apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah, keluarlah dan kamu akan menemukan dunia yang sebenarnya diluar sana :D
Senyum kemenangan
Selengkapnya : http://widyakartika.ac.id/arsitektur/?tag=design-challenge-cipta-karya